Pengertian Model Pembelajaran STAD
Model pembelajaran STAD
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Nur Citra
Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9), “STAD
didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling
menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”.
Isjoni (2012:51-53)
menyatakan bahwa Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin, dan merupakan salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi maksimal.
Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: 1) tahap penyajian materi,
2) tahap kegiatan kelompok, 3) tahap tes individual, 4) tahap perhitungan skor
perkembangan individu, dan 5) tahap pemberian penghargaan kelompok (Slavin,
1995).
Selain itu slavin 1994;23(dalam
Micheal M van Wyk, 2012
) “ the
main idea behind STAD is to motivate students to encourage and help one another
master skills presented by the teacher”. Slavin (1990) stipulates fuve major components of the STAD, namely:
class presentations, teams, quiz –zes, individual improvement score, andteam
recognition. Maksudnya gagasan utama di balik STAD adalah untuk memotivasi
siswa untuk mendorong dan membantu satu sama lain menguasai keterampilan yang
disajikan oleh guru ". Slavin (1990) menetapkan komponen utama fuve STAD,
yaitu: presentasi kelas, tim, kuis-zes, skor peningkatan individu, dan
pengakuan tim.”
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan kelompok. Kelompok yang
dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh
karena itu model pembelajaran STAD
dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
a.
Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD
Menurut
Agus Suprijono (2011: 133-134), langkah-langkah pada model pembelajaran STAD adalah sebagai berikut.
1)
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku).
2)
Guru menyajikan pelajaran.
3)
Guru memberi tugas pada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
4)
Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh
siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
5)
Memberi evaluasi.
6)
Kesimpulan.