Benarkah Jenderal TNI Tahu Siapa Pemasok Senjata OPM ?


INDOSEJATI - “Saya tahu di mana OPM (Organisasi Papua Merdeka) berada, dukungan persenjataannya pun saya tahu. Kalau saya mau, sekali tumpas selesai,” ucap Mayjen TNI Christian Zebua, Pandam XVII Cendwasih, seperti dikutip oleh kantor berita Antara.

Pernyataan itu sangat mengejutkan kita. Warga yang tidak suka berpikir sekalipun pasti bertanya-tanya: ada apa dengan  pernyataan yang sangat ambigu itu? Kalau tahu pemasok pesenjataan, mengapa sang jenderal tidak memburu otak di balik semua penembakan di Papua itu? Mengapa tidak sekali tumpas saja kelompok yang mengancam kenyamanan warga negara itu?

Kita tidak mau mengada-adakan jawaban atas pertanyaan di atas. Kita hanya perlu mengingat pernyataan Lukas Enembe, Gubenur Papua, yang sama mengejutkan publik Indonesia mengenai sumber persenjataan OPM. Pernyataan Enembe disampaikan usai pertemuan dengan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, terkait kondisi maraknya penembakan di Papua.

Menurut Enembe, maraknya penembakan di Papua bagian dari ulah aparat yang datang ke Papua dengan menjual amunisi ke masyarakat lokal. 

Enembe mencurigai  persediaan peluru kelompok bersenjata yang tidak pernah habis saat baku tembak dengan aparat. Ia  juga membantah bila ada pembelian senjata ilegal di Papua, karena keamanan di sana sangat ketat. 

“Sulit membawa senjata atau amunisi ilegal dari luar Papua, kecuali membeli dari aparat yang bertugas,” katanya.

Media massa  pun pernah mencatat pernyataan anggota Komisi I DPR Yorrys Raweyai. Ia menilai ada kejanggalan yang terjadi saat para aparat yang datang dari luar Papua. Mereka datang membawa begitu banyak amunisi, namun setelah pulang amunisi dinyatakan habis. Karena itu, politikus Partai Golkar ini meyakini kelompok bersenjata di Papua mendapat amunisi justru dari aparat keamanan sendiri.

“Dari mana amunisi bisa masuk ke sana? Ada indikasi pasukan di-BKO-kan datang bawa peluru, pulang tak bawah apa-apa. Jadi ada istilah, datang bawa M16 pulang bawa Rp16 M,” kata Yorrys.

Menurut dia, amunisi dijual oleh para aparat keamanan dengan harga Rp1.500 per butir. Dia juga yakin hal ini terjadi karena selongsong yang ditemukan dalam penyisiran tempat kontak senjata itu berasal dari PT Pindad kerap digunakan aparat keamanan.

“Amunisi terbatas, kenapa kontak senjata dari tahun ke tahun amunisi tidak pernah habis temuan selongsong buatan Pindad, dari mana itu barang?” tandasnya.

Benar atau HOAX ?

Mantan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Papua, Mayjen (Purn) TNI Christian Zebua membantah isu terkait dirinya yang mengetahui pemasok senjata bagi Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Papua. Hal tersebut disampaikan mengklarifikasi sebuah berita di media online.

Christian mengaku dirinya tidak pernah mengatakan seperti itu kepada awak media. Dia juga menyatakan setelah pensiun dari kemiliteran, tidak lagi berhak menyampaikan pernyataan-pernyataan kepada media.

"Saya sudah sampaikan secara lisan kepada pihak Pusat Penerangan TNI bahwa berita itu tidak benar alias hoaks. Tolong bantu sampaikan kepada masyarakat terkait klarifikasi saya ini," kata Christian melalui keterangan tertulis.


Sumber: Repubika.co.id

Share this