TNI Ternyata Pernah 'Baku Hantam' Dengan Kapal Induk Ini
INDOSEJATICOM - Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat untuk menggagalkan pembentukan negara Papua dan merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Trikora ini kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada 2 Januari 1962 dengan Mayor Jenderal Soeharto sebagai panglimanya.
Dengan ini, Tentara Nasional Indonesia, yang baru saja tumbuh menjadi kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara, akan berhadapan langsung dengan Angkatan Bersenjata Kerajaan Belanda dalam pertempuran untuk memperebutkan penguasaan atas Irian Barat.
Berbeda dengan konflik antara TNI-Belanda pada dekade sebelumnya, saat ini TNI telah tumbuh menjadi kekuatan yang ditakuti di belahan bumi Selatan. Dibekali dengan limpahan persenjataan dari Uni Soviet, postur TNI saat ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Tercatat Angkatan Udara mengoperasikan bomber cepat Tu-16KS-1 Badger dan pesawat tempur MiG-17 Fresco dan MiG-19 Farmer yang cukup disegani.
Angkatan Laut juga diperkuat oleh selusin kapal selam kelas Whiskey yang saat itu terbaik di kelasnya, serta sebuah kapal penjelajah ringan ex-AL Soviet dari kelas Sverdlov, yaitu Ordzhonikidze, atau RI Irian. Dunia pun menanti pecahnya pertempuran yang digadang-gadang akan menjadi konflik kedua terbesar (setelah Perang Korea) pasca berakhirnya Perang Dunia II.
Namun, di tengah-tengah suasana yang semakin memanas, ada satu nama yang tak bisa dilepaskan dari ingatan maupun perhatian dari kalangan seluruh personel Indonesia yang ikut serta pada Operasi Trikora. Dianggap sebagai ancaman terbesar dari Koninklijke Marine (AL Belanda) terhadap kekuatan Komando Mandala, sekaligus batu sandungan terberat dalam upaya merebut kembali Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi, seluruh kekuatan laut dan udara Indonesia seolah dikerahkan hanya untuk menghadapinya.
Walaupun banyak orang yang mengetahui mengenai Hr. Ms. Karel Doorman, inilah kapal terbesar yang pernah dioperasikan oleh Koninklijke Marine. Namun mungkin belum banyak orang yang tahu bahwa kapal induk Belanda yang menjadi ancaman terbesar dalam Operasi Trikora ini adalah kapal induk kedua milik Belanda yang memiliki nama yang sama. Kapal induk Karel Doorman pertama yang dimiliki oleh Koninklijke Marine bukanlah Karel Doorman yang merupakan ex-light carrier Inggris, HMS Venerable, melainkan kapal ex-Royal Navy lainnya, yaitu kapal induk kawal (merchant escort carrier) HMS Nairana.
HMS Nairana mengambil nama dari sejenis elang langka dari Tasmania, dan dengan itu pula, maka lambang dari kapal ini adalah seekor elang dengan motto "She Stoops To Conquer" (Dia Menyerang Untuk Menang). Walaupun hanya 2 tahun berkarier di Koninklijke Marine sebagai kapal pinjaman, namun dalam Perang Dunia II, HMS Nairana mengambil peran aktif, terutama untuk melindungi konvoi dagang Inggris dari bahaya kapal selam dan pesawat terbang Jerman.
Sumber: IndoMiliter